Selasa, 26 Maret 2019

BENTUK-BENTUK PENGELOLAAN KEWIRAUSAHAAN


 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menjadi wirarausaha dapat dijadikan suatu pilihan pemecahan masalah karena kegiatan berwirausaha dapat memberikan dampak yang positif dari beberapa aspek kehidupan seperti aspek sosial, kebudayaan, dan politik. Suatu produk (barang atau jasa) dapat dikenali, dipahami, dan disukai oleh konsumen, jika didukung oleh sebuah aktivitas pendukung yaitu pemasaran. Selain pemasaran, kemitraan dalam wirausaha sangat penting. Jika kita mempunyai ide bisnis yang brilian dan propektif, namun tidak memiliki modal atau keterampilan yang dibutuhkan bukan berarti kita harus berhenti mewujudkan mimpi kita. Ada banyak cara untuk mengatasinya. Disini mengapa kemitraan dalam wirausaha sangat penting. Karena jika kekurangan modal kita dapat meminjam kepada saudara, teman, atau bank. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang manajemen dan pemasaran dalam berwirausaha serta kerjasama/kemitraan antar wirausaha.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1)        Bagaimanakah manajemen dan pemasaran dalam wirausaha?
2)        Bagaimanakah kemitraan antar wirausaha?

C.    Tujuan
Adapun tujuannya sebagai berikut :
1)        Untuk mengetahui bagaimana manajemen dan pemasaran dalam wirausaha.
2)        Untuk mengetahui bagaimana kemitraan antar wirausaha.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Manajemen dan Pemasaran dalam Wirausaha
1.        Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa inggris management, akar katanya adalah manage yang mengandung arti mengatur, mengurus, melaksanakan dan mengelola.[1]Manajemen sebagai suatu fungsi yaitu membentuk gambaran atau petunjuk tentang jenis aktifitas yang harus dilakukan dalam suatu organisasi. Selain itu, manajemen juga dapat diartikan suatu kegiatan yang memanfaatkan sumber daya serta fasilitas yang ada dalam upaya mencapai tujuan.
Fungsi-fungsi manajemen pada dasarnya terdiri dari fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilaksanakan dalam upaya untuk mencapai tujuan usaha. Adapun fungsi yang terdapat dalam manajemen kewirausahaan adalah sebagai berikut:
a.       Perencanaan (Planning), perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dikerjakan/dimulai, bagaimana melakukannya, dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan, dan siapa yang akan melakukan pekerjaan tersebut. Proses tersebut itulah yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu rencana.
b.      Pengorganisasian (Organizing), hasil dari pengorganisasian ini adalah terbentuknya struktur organisasi sesuai dengan rencana yang telah disusun.
c.       Pelaksanaan (Actuating), menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi.
d.      Pengawasan (Controlling), yakni proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Dengan adanya pengendalian diharapkan tujuan dapat dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.[2]
e.       Penilaian (Evaluating), evaluasi sebagai fungsi manajemen merupakan aktifitas untuk meneliti dan mengetahui pelaksanaan yang telah dilakukan dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan, perbaikan dan pencarian solusi yang tepat dapat ditemukan.[3]
f.       Pembaruan (Innovating), pembaruan dalam organisasi merupakan perpindahan ke arah yang lebih baik dalam rangka mempertahankan keberadaan organisasi terhadap tuntutan perubahan zaman.
2.        Pemasaran
Definisi tentang pemasaran sangat beragam. Pemasaran pada dasarnya merupakan suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Sedangkan secara umum dapat didefinisikan sebagai proses untuk memasarkan produk.
Selain itu, definisi yang lebih komprehensif menurut Philip Kotler, mengatakan bahwa pemasaran adalah sebuah proses sosial yang melibatkan individu-individu dan atau kelompok untuk memperolah apa yang mereka butuhkan melalui transaksi produk menurut nilai yang mereka sepakati. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
Dari sejumlah definisi pemasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran pada dasarnya meliputi empat kegiatan utama yaitu pengembangan produk, promosi, harga dan saluran distribusi yang biasa disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran.
Tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen. Adapun konsep pemasaran yakni: a) Temukan keinginan pasar dan penuhilah. b) Buatlah apa yang dapat dijual. c) Cintailah pelanggan. d) Lakukanlah menurut cara anda (Burger king). e) Andalah yang menentukan (United Airlines) dan f) Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan.
Crosier menyatakan konsep dasar dalam pemasaran tradisional yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga elemen meliputi: a) pemasaran sebagai budaya organisasi yang memperhatikan pentingnya pasar atau konsumen. b) pemasaran sebagai proses strategis artinya perusahaan mampu bersaing dan bertahan dipasaran. c) pemasaran merupakan serangkaian fungsi atau metode taktis dalam menetapkan pengembangan produk, menetapkan harga, melakukan promosi dan menggunakan saluran distribusi.[4]
Strategi pemasaran yang tepat adalah dengan memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Bukan sekedar menjual barang dan jasa yang bisa diproduksi.
B.     Kemitraan antar Wirausaha
Kemitraan dilihat dari perspektif etimologis diadaptasi dari kata partnership, dan berasal dari akar kata partner. Partner dapat diterjemahkan “pasangan, jodoh, sekutu, atau kampanyon”. Makna partnership yang diterjemahkan menjadi persekutuan atau perkongsian.[5]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata mitra adalah teman, kawan kerja, rekan. Sementara kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Menurut Notoatmodjo, kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.[6]
Menurut Muhammad Jafar Hafsah, kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.[7]Jadi, kemitraan adalah jalinan kerja sama usaha yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan dan saling menguntungkan.
Pada dasarnya, kemitraan merupakan kegiatan saling menguntungkan dengan berbagai bentuk kerjasama dalam menghadapi dan memperkuat satu sama lain. Menurut Astamoen, ada lima faktor yang harus diperhatikan dalam membangun kemitraan : a) Saling mengerti dan memahami, b) Saling bermanfaat, c) Saling menerima dan memberi, d) Saling mempercayai dan e). Amanah.
Prinsip-prinsip kemitraan pada hakikatnya adalah saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan yang dihasilkan merupakan proses yang dibutuhkan bersama oleh pihak yang bermitra dengan tujuan memperoleh nilai tambah. Hanya dengan kemitraan yang saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling memperkuat dunia usaha, baik kecil maupun menengah akan mampu bersaing.
a)        Kerjasama usaha. Dalam konsep kerjasama usaha melalui kemitraan, jalinan kerjasama yang dilakukan antara perusahaan besar atau menengah dengan perusahaan kecil didasarkan pada kesejajaran kedudukan atau memiliki derajat yang sama terhadap kedua belah pihak yang bermitra. Hal ini berarti kedua belah pihak tersebut memiliki kedudukan setara dengan hak dan kewajiban timbal balik sehingga tidak ada yang dirugikan, tidak ada saling mengeksploitasi satu sama lain dan tumbuh berkembangnya rasa saling percaya diantaranya kedua pihak yang bermitra dalam mengembangkan usahanya.
b)        Pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha kecil. Dengan hubungan kerjasama melalui kemitraan, pengusaha besar atau menengah dapat menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pengusaha kecil atau pelaku ekonomi lainnya, sehingga pengusaha kecil akan lebih berdaya dan tangguh dalam berusaha demi tercapainya kesejahteraan.
c)        Pembinaan dan pengembangan. Bentuk pembinaan dalam kemitraan antara lain pembinaan dalam mengakses modal yang lebih besar, pembinaan manajemen usaha, pembinaan peningkatan sumber daya manusia (SDM), pembinaan manajemen produksi, pembinaan mutu produksi, serta pembinaan dalam pengembangan aspek institusi kelembagaan, fasilitas alokasi dan investasi.
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manajemen sebagai suatu fungsi yaitu membentuk gambaran atau petunjuk tentang jenis aktifitas yang harus dilakukan dalam suatu organisasi. Pemasaran pada dasarnya merupakan suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial. Kemitraan adalah jalinan kerja sama usaha yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan dan saling menguntungkan.

B.     Saran
Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis di Bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah risiko, karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang di jalankannya.






DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh Sulistiyani, 2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, Yogyakarta: Gaya Media.
Ernani Hadiyati, 2009, Kajian Pendekatan Pemasaran Kewirausahaan dan Kinerja Penjualan Usaha Kecil, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 2.
Hikmat, 2009, Manajemen Pendidikan, cet.I, Bandung: Pustaka Setia
John M. Echols dan Hasan Sadhily, 1992, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia.
Kasmir, 2006, Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mohammad Jafar Hafsah, 2000, Kemitraan Usaha, Jakarta: Sinar Harapan.
Notoatmodjo Soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.






[1]John M. Echols dan Hasan Sadhily, 1992, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, h. 372.
[2]Kasmir, 2006, Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 58.
[3]Hikmat, 2009, Manajemen Pendidikan, cet.I, Bandung: Pustaka Setia, h.124.
[4]Ernani Hadiyati, 2009, Kajian Pendekatan Pemasaran Kewirausahaan dan Kinerja Penjualan Usaha Kecil, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 2, h. 186.
[5]Ambar Teguh Sulistiyani,2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, Yogyakarta: Gaya Media, h. 129.
[6]Notoatmodjo Soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta, h.30.
[7]Mohammad Jafar Hafsah, 2000, Kemitraan Usaha, Jakarta: Sinar Harapan, h. 10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WIRAUSAHA : PELUANG USAHA

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan suatu tindakan demi memperoleh suat...