Rabu, 03 April 2019

WIRAUSAHA : MEMULAI USAHA BARU


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang mempelajari tenteng nilai, kemampuan, dari perilaku seseorang dalam menghadapi tanangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin di hadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W, Zimmerer kewirausahawan adalah hasil dari suatu disiplin ilmu serta peroses sistematis penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
  Intruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: “ Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegaiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan peroduk baru dengan meningkatkan efisien dalam rangka pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar”.
Sedangkan Wirausaha adalah seorang yang memutuskan untuk memulai suatu bisnis, sebagai pewaralaba menjadi terwalaba, memperluas sebuah perusahaan, membeli perusahaa yang sudah ada, atau barangkali meminjem uang untuk memproduksi suatu produk baru atau menawarkan suatu jasa baru, serta merupakan manajer dan penyandang resiko. Menurut David E. Ray, wirausaha adalah seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha baru. Wirausaha berani mengambil resiko yang terkait dengan peroses pemulaian usaha. Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut untuk tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga ide dan kemauan.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan membahas mengenai cara memasuki dunia usaha serta profil usaha kecil dan model pengembangannya pada bab selanjutnya.
B.     Rumusan Masalah
1.        Apa sajakah yang harus dilakukan oleh seorang wirausaha untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha?
2.        Bagaimanakah seorang wirausaha membentuk atau merancang profil usaha kecil dan model pengenbagannya
3.      Tujuan Masalah
Untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan oleh seorang wirausaha untuk memmulai usaha baru atau memasuki dunia usaha dan bagaimana bentuk profil usaha kecil serta model pengembangannya

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Cara untuk memasuki dunia usaha baru

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
  • Merintis usaha baru (starting)
    1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
    2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
    3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
  • Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
  • Kerjasama manajemen (franchising)

B.     Profil usaha kecil dan model pengembangannya
1.        Profil usaha kecil
Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus permasalahannya masing-masing. Di Indonesia sendiri belum ada batasan dan kriteria yang baku mengenai usaha kecil, Berbagai instansi menggunakan batasan dan kritenia menurut fokus permasalahan yang dituju. Dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1995 Pasal 5 tentang usaha kecil disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut:
a.    Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b.    Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS) mendefinisikan usaha kecil dengan ukuran tenaga kerja, yaitu 5 sampai dengan 19 orang yang terdiri dari pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan pekerja keluarga. Perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja kurang dan 5 orang diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga (home industri).
Pada usaha kecil, manajer yang mengoperasikan perusahaan adalah pemilik, majikan, dan investor yang me-ngambil berbagai keputusannya secara mandiri. Jumlah modal yang diperlukan juga biasanya relatif kecil dan hanya dari beberapa sumber saja. Karena permodalan relatif kecil dan dikelola secana mandiri, maka daerah operasinya juga adalah lokal, majikan dan karyawan tinggal dalam suatu daerah yang sama, bahan baku lokal dan pemasarannyapun hanya pada lokasi/daerah tertentu. Akan tetapi, secara keseluruhan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lokal yang cukup besar dan tersebar.
2.        Pengembangan Usaha Kecil
Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam mempertahankan eksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsep strategi bersaing dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan internal. Untuk menghadapi kondisi jangka panjang dan dinamis, perusahaan harus dikembangkan melalui strategi yang berbasis pada pengembangan sumber daya internal secara untuk menciptakan kompetensi inti.
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik teori dynamic strategy maupun teori resource-based strategy sangat relevan bila khusus diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil. Menurut teori resources-based strategy, agar perusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus, maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitas internal yang superior, yang tidak transparan, sukar ditiru atau dialihkan oleh pesaing dan memberi daya saing jangka panjang (futuristik) yang kuat dan melebihi tuntutan masa kini di pasar dan dalam situasi eksternal yang bergejolak.
Agar perusahaan kecil berhasil take-off, maka harus ada usaha khusus yang diarahkan untuk survival, consolidation, control, planning, dan expectation. Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen, yaitu mengubah pemilik sebagai pengusaha yang merekrut tenaga dan diberi wewenang secara jelas. Perubahan yang dilakukan, yaitu : bidang pemasaran harus mengubah getting customer menjadi improve competitive situation, bidang keuangan tahap cash flow berubah menjadi tahap tighten financial control, improve margin, and control cost, dan bidang pendanaan usaha kecil harus sudah ventura capital.
Menurut teori the design school, perusahaan harus mendesain strategi perusahaan yang ‘fit” antara peluang dan ancaman eksternal dengan kemampuan internal yang memadai yang didukung dengan menumbuhkan kapabilitas inti yang merupakan kompetensi khusus dan pengelohaan sumber daya perusahaan. Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti sekarang, perusahaan harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi inti, yaitu pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan keunggulan. Keunggulan tersebut dapat diciptakan melalui “The New 7-S’ strategy (The New 7-S’s)”, yaitu :
  1. Superior stakeholder satisfaction, yaitu mengutamakan kepuasan stakeholder.
  2. Strategic sooth saying, yaitu merancang strategi yang membuat kejutan atau yang mencengangkan.
  3. Position for speed, yaitu posisi untuk mengutamakan kecepatan.
  4. Position for surprise, yaitu posisi untuk membuat kejutan.
  5. Shifting the role of the game, yaitu strategi untuk mengadakan perubahan/pergeseran peran yang dimainkan.
  6. Signaling strategic intent, yaitu mengindikasikan tujuan dan strategi.
  7. Simultanous and sequential strategic thrusts, yaitu membuat rangkaian penggerak/pendorong strategi secara simultan dan berurutan.
Berdasarkan pandangan para ahli di atas, jelaslah bahwa kelangsungan hidup perusahaan baik kecil maupun besar pada umumnya sangat tergantung pada strategi manajemen perusahaan dalam memberdayakan sumber daya internalnya.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulan bahwa  cara seorang wirausaha untuk memasuki dunia usaha kecil yaitu degan cara: Merintis usaha baru, Dengan membeli perusahaan orang lain, Kerjasama manajemen. Selain itu harus memiliki kekayaan atau modal yang cukup untuk membuka suatu usaha baik itu usaha kecil maupun usaha besar dan harus memiliki strategi manajemen yang baik. Sedangkan berdasarkan pandangan para ahli, jelaslah bahwa kelangsungan hidup perusahaan baik kecil maupun besar pada umumnya sangat tergantung pada strategi manajemen perusahaan dalam memberdayakan sumber daya internalnya.
B.     Saran

Demikianlah isi dari makalah kami yang telah kami susun agar pembaca mudah untuk memahaminya. Semoga makalah ini memberi motivasi bagi kita semua, amin.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WIRAUSAHA : PELUANG USAHA

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan suatu tindakan demi memperoleh suat...