BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan memiliki peran penting pada era
sekarang ini. Karena tanpa melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan modern sulit untuk diwujudkan. Lingkungan
yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan
turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.
Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan
sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
Dalam literatur pendidikan,
lingkungan biasanya disamakan dengan institusi atau lembaga pendidikan.
Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an secara eksplisit, akan
tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya lingkungan pendidikan
tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan
pendidikan mendapat perhatian.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalahnya sebagai berikut :
1)
Apa
saja hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan?
2)
Bagaimana kandungan hadits yang
menerangkan tentang lingkungan pendidikan?
C.
Tujuan
Adapun
tujuannya sebagai berikut :
1)
Untuk
mengetahui hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan.
2)
Untuk
mengetahui kandungan hadits yang menerangkan tentang lingkungan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Lingkuangan
adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia (peserta didik). Pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan.
Secara umum lingkungan pendidikan dapat
membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya
agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Jadi, lingkungan juga memiliki
pengaruh yang besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, pengaruh lingkungan teman.
1. Lingkungan
Keluarga
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم مَا مِنْ مَوْ لُوْ دٍ إِلَّا يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَ
بَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَا نِهِ كَمَ تُنْتَجُ
الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّوْ نَ فِيْهَا مِنْ جَدْ عَاءَ
ثُمَّ يَقُوْلُ أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ
فَطَرَالنَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ
الْقَيِّمُ (متفق عليه)
Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. berkata,
Rasulullah Saw. Bersabda: ”Tidak ada dari seorang anak (Adam) melainkan
dilahirkan atas fitrah (islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya
beragama Yahudi atau beragama Nasrani atau beragama Majusi. Bagaikan seekor
binatang yang melahirkan seekor anak. Bagaimana pendapatmu, apakah didapati
kekurangan? Kemudian Abu Hurairah membaca firman Allah (Q.S. ar-Rum: 30).
(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (agama Allah). (HR. Muttafaq ‘Alaih)
2. Lingkungan
Masyarakat
عن أبي سعيد الخدري –
رضي الله عنه - ، قال سمعت رسول الله – صلى الله عليه وسلم - ، يقول : من رأى منكم
منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، وذلك أضعف
الإيمان – رواه مسلم
Artinya : Diriwayatkan
dari Abu Sa’id Al Khudry ra., beliau berkata: “saya mendengar Rasulullah saw.
Bersabda: “baramg siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu, maka dengan
lisannya, dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah
selemah-lemahnya iman. (H.R. Muslim).
3. Pengaruh Lingkungan
Teman
Sehubungan dengan pengaruh lingkungan teman, hadisnya
yakni:
وَ عَنْ أَ بِيْ مُوْ سَى ا لأَ
شْعَرِى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ :"
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّا لِحِ وَجَلِيْسِ السُّوْءِ كَحَا مِلِ
الْمِسْكِ وَنَا فِخِ الْكِيْرِ, فَحَا مِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِ يَكَ,
وَإِمَّا أَنْ تَبْتَا عَ مِنْهُ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً.
وَ نَا فِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ
يُحْرِقَ ثِيَا بَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا مُنْتِنَةً. (متفق عليه)
Artinya : Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a.
bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya perumpamaan bergaul dengan teman
shalih dan teman nakal adalah seperti berteman dengan pembawa minyak kesturi
dan peniup api. Pembawa minyak kesturi itu adakalanya memberi minyak kepadamu
atau adakalanya kamu membeli daripadanya dan adakalanya kamu mendapatkan bau
harum darinya. Dan peniup api itu adakalanya ia membakar kain bajumu dan
adakalanya kamu mendapatkan bau busuk daripadanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih).
B.
Kandungan Hadits yang Menerangkan Tentang Lingkungan Pendidikan
1.
Lingkungan
Keluarga
Kata abawah yang berarti kedua orangtua. Kata
yuhawwidanih, yunashshiranih dan yumajjusanih berarti kedua orangtua
mengajar dan menggiringnya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. dengan
demikian, terlihatlah betapa pentingnya peran keluarga atau orangtua dalam
perkembangan anak.[1]
Hadis
diatas menjelaskan tentang status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih,
suci dan islam baik anak seorang muslim ataupun orang non muslim. Kemudian
orang tuanyalah yang memelihara dan memperkuat keislamannya atau bahkan
mengubah menjadi tidak muslim, seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Hadis ini
memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian
seorang dibandingkan dengan factor-faktor pengaruh pendidikan lain. Kedua orang
tua mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik anaknya. [2]
Kesempurnaan
fitrah dalam hadis sudah jelas baik fisik maupun non fisik. Dari segi fisik
sudah ada ketentuan ciptaan dari Allah Swt. Apakah dari segi jenis kelamin,
bentuk fisik, tinggi pendek, dan warna kulit. Jadi, Fitrah sangat memerlukan
bantuan dan bimbingan pendidikan orang tua, orang dewasa, guru, pendidik dan
pengajar dengan sadar bahkan lingkungan yang mendukung, karena tidak mungkin
anak yang baru dilahirkan mengenal agama dengan sendirinya.[3]
2.
Lingkungan
Masyarakat
Tujuan
akhlak dalam islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu
dan kebaikan bagi masyarakat. Masyarakat dalam konteks penyelenggaraan pendidikan itu
sendiri besar sekali perannya. Bagaimanapun kemajuanan keberadaan suatu lembaga
pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Berikut ini
adalah beberapa peran dari masyarakat terhadap pendidikan (sekolah):
a)
Masyarkat
berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
b)
Masyarakat
berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
c)
Masyarakatlah
juga ikut menyediakan tempat pendidikan seperti perpustakaan, sekolah, kebun binatang dan sebagainya.
d)
Masyarakat
sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar. Disamping buku-buku
pelajaran, masyarakat memberi bahan pelajaran yang banyak sekali, antara lain
seperti aspek alami industri, perumahan, transportasi, perkebunan, petambangan
dan sebagainya.
3.
Pengaruh
Lingkungan Teman
Dalam
hadis diatas diungkapkan dengan kata al-Jalis
artinya teman duduk dimaksudkan bukan teman dalam duduk saja tetapi
dalam segala hal, baik teman duduk maupun berdiri, teman se-iya atau sekata
atau teman akrab. Sebagian ulama mengartikan kata”al-Jalis” dengan teman
mujalasah duduk berbincang-bincang.
Ada tiga
kemungkinan jika kita berteman dengan pembawa minyak misik atau minyak kesturi.
Pertama, “pembawa minyak itu adakalanya
memberi minyak kepadamu” maknanya, dengan berteman sama orang shaleh kita akan
mendapat pemberian rahmat atau manfaat dari Allah SWT dan mendapat contoh serta
keteladanan yang baik dari orang saleh itu. Kedua, “Atau adakalanya kamu membeli daripadanya” maknanya, teman saleh
itu mengajarkan kebaikan, selalu memberi nasehat, arahan, bimbingan, dan
pembinaan juga selalu mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan, apabila melihat
sesuatu yang tidak benar pada temannya diluruskan dan apa bila melihat temannya
sedang menghadapi kesulitan dibantu dan sebagainya. Ketiga, “Dan adakalanya kamu mendapatkan bau harum
darinya” maknanya, seseorang yang berteman dengan orang saleh, citranya
terangkat menjadi harum atau terbawa harum sebab seseorang yang bersahabat
dengan orang yang saleh dinilai baik atau saleh oleh masyarakat sekitarnya dan
dihormati sebagaimana layaknya orang saleh.
Menurut
Muhammad Utsman Najati, selain orangtua, teman, atau orang yang terdekat juga
memiliki pengaruh besar terhadap perkembanga prilaku anak, terutama pada masa
remaja. Teman sangat berarti bagi setiap manusia juga sangat berpengaruh dalam
kehidupan seseorang. Ada yang buruk berubah menjadi baik setelah berteman
dengan orang baik. Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang pada awalnya baik
kemudian berubah menjadi buruk setelah bergaul denga teman yang buruk. [4]
Ada dua
persamaan sifat antara teman buruk dengan peniup api yaitu : pertama, “Dan peniup api itu adakalanya ia membakar
kain bajumu” maknanya, orang yang bersahabat dengan teman nakal akan
terbakar kepribadiannya dan rusak akhlaknya. Banyak orang yang semula baik
kepribadiannya, tetapi kemudian rusak karena pergaulan dengan teman yang tidak
baik. Kedua, “Dan adakalanya kamu mendapatkan
bau busuk daripadanya” adakalanya citra seseorang yang berteman dengan
teman yang nakal menjadi busuk dan hancur. Demikian juga status sosialnya,
orang itu dinilai rendah tidak berharga di tengah-tengah masyarakat sekalipun
sebenarnya dia orang baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
semua uraian yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1)
Lingkungan pendidikan dapat membantu peserta didik dalam berinteraksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya agar dapat mencapai tujuan pendidikan
yang optimal. Lingkungan juga memiliki pengaruh yang besar dalam
perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan pengaruh lingkungan teman.
2)
Status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan
islam baik anak seorang muslim ataupun orang non muslim. Kemudian orang
tuanyalah yang memelihara dan memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah
menjadi tidak muslim, seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi.
3)
Dengan adanya dinamika
yang terjadi dalam masyarakat, maka dibutuhkan kepedulian terhadap berbagai
aspek yang ada dalam masyarakat. Hal itu merupakan tanggung jawab seorang
individu dalam masyarakat di mana dia berada. Dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, beberapa pihak harus berupaya
secara maksimal sesuai dengan kemampuannya.
4)
Teman sangat berarti bagi setiap manusia juga sangat
berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada yang buruk berubah menjadi baik
setelah berteman dengan orang baik. Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang
pada awalnya baik kemudian berubah menjadi buruk setelah bergaul denga teman
yang buruk.
B. Saran
Makalah
ini dibuat supaya para pembaca banyak mengetahui lingkungan pendidikan yang sebenarnya. Sehingga, makalah ini dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya dan dapat bermanfaat bagi kita semua amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Bukhari, Umar. 2014,
Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif
Hadis, Jakarta: Amrah.
Majid
Khon, Abdul. 2012, Hadis Tarbawi, Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar