Senin, 28 Januari 2019

pendidikan multikultural



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Seputar Pendidikan Multikultural
Menurut Sosiolog UI Parsudi Suparlan dalam Zubaedi Multikulturalisme adalah konsep yang mampu menjawab tantangan perubahan zaman. Alasannya, multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan perbedaan budaya, atau sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak kehidupan masyarakat. Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan jembatan yang mengakomodasi perbedaan-perbedaan termasuk perbedaan kesukubangsaan.
Pendidikan multicultural dapat dirumuskan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman cultural, hak-hak asasi manusia serta pengurangan atau penghapusan jenis prasangka atau prejudice untuk suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju. Pendidikan multicultural juga dapat dijadikan instrument strategis untuk mengembangkan kesadaran atas kebanggaan seseorang terhadap bangsanya.
Pendidikan multikultural sangat relevan dengan pendidikan demokrasi di masyarakat plural seperti Indonesia, yang menekankan pada pemahaman akan multi etnis, multi ras, dan multikultur yang memerlukan konstruksi baru atas keadilan, kesetaraan dan masyarakat yang demoktratis. [1]
Pendidikan multicultural berperan untuk membentuk pandangan peserta didik mengenai kehidupan dan meningkatkan penghargaan terhadap keberagaman. Pendidikan multicultural juga bertujuan mengembangkan manusia Indonesia yang cerdas. Manusia cerdas tidak hanya cerdik dan berkemampuan untuk mengasai ilmu pengetahuan dan menyelesaikan masalah tetapi juga bermoral, demokratis dan empati terhadap orang lain. Manusia cerdas menghargai diri sendiri dan orang lain dari berbagai latar belakang berbeda.[2]

B.       Makna Pendidikan Multikultural
Dalam hal ini, kita akan membahas tentang makna dan implikasi pendidikan multicultural. pemaknaan Pendidikan Multikultural berbeda-beda. Ada yang menekankan pada karakteristik kelompok yang berbeda, sedangkan yang lain menekankan masalah sosial (khususnya tentang penindasan), kekuasaan politik, dan pengalokasian sumber ekonomi. Ada yang memfokuskan pada keragaman etnis yang berbeda, sedangkan yang lain berfokus pada kelompok dominan di masyarakat. Makna yang lain membatasi pada karakteristik sekolah lokal, dan yang lain memberi petunjuk tentang reformasi semua sekolah tanpa memandang karakteristiknya.
Multikultural adalah kebudayaan. Konsep multicultural mengacu pada suatu tatanan masyarakat yang didalamnya terdapat berbagai unsure masyarakat dengan cirri budaya yang beragam.[3] Multicultural tidak hanya berhenti pada keanekaragaman (kemajemukan), tetapi pada kesederajatan antarperbedaan yang ada. Maksudnya, dalam multicultural terkandung pengertian bahwa tidak ada system norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain.[4]
Makna Pendidikan Multikultural antara lain sebagai berikut:
1)   Pendidikan Multikultural sebagai Ide
Menurut Sizemore dalam Sutarno Pendidikan Multikultural bermakna sebagai ide adalah suatu filsafat yang menekankan pentingnya keragaman kelas sosial, etnis dan ras, gender, agama, bahasa, dan usia dalam membentuk kehidupan individu, kelompok, dan bangsa. Sebagai sebuah ide, maka Pendidikan Multikultural ini harus mengenalkan pengetahuan tentang berbagai kelompok dan organisasi dengan mempelajari hasil karya dan ide yang mendasari karyanya.
2)   Pendidikan Multikultural sebagai Gerakan Reformasi Pendidikan
Pendidikan Multikultural dapat dipandang sebagai suatu gerakan reformasi yang mengubah semua komponen kegiatan pendidikan. Komponen itu mencakup:
-          Nilai-nilai yang mendasari, artinya nilai-nilai yang bersifat pluralisme harus   mendasari   seluruh   komponen   pendidikan.   Keragaman   budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat yang mendasarinya.
-          Aturan prosedural, artinya aturan procedural yang berlaku harus berpijak dan berpihak pada semua kelompok yang beragam itu.
-          Kurikulum, Keragaman budaya menjadi dasar dalam mengembangkan berbagai komponen kurikulum seperti tujuan, bahan, proses, dan evaluasi. Artinya dibutuhkan penyusunan kurikulum baru yang didalamnya mencerminkan nilai-nilai multikultural. Kurikulum berperan sebagai media dalam mengembangkan kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
-          Bahan ajar, artinya materi multicultural itu harus tercermin dalam materi pelajaran, pada semua bidang studi. Multikultural bukan hanya diajarkan satu bidang studi melainkan lebih merupakan materi pelajaran yang bisa disisipkan pada semua bidang studi.
-          Struktur  organisasi,  artinya  struktur  organisasi  sekolah  itu  perlu mencerminkan kondisi riil yang pluralistik. Budaya di lingkungan unit pendidikan yang pluralistik adalah sumber  belajar  dan  objek  studi  yang harus dijadikan bagian dari kegiatan belajar siswa
-          Pola  kebijakan  artinya  pola  kebijakan  yang  diambil  oleh  pembuat keputusan itu merefleksikan pluralism budaya.
3)   Pendidikan Multikultural sebagai Proses
Pendidikan Multikultural merupakan suatu proses yang terus menerus yang membutuhkan investasi waktu jangka panjang disamping aksi yang terencana dan dimonitor secara hati-hati yang bermaksud untuk semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan akademis. Selain di lembaga pendidikan, siswa dapat pula mengalami proses pembelajaran yang diperoleh lewat perilaku yang terencana dan sistematis.
Makna pendidikan multikultural diatas diharapkan terciptanya siswa atau masyarakat yang bermoral, demokratis dan empati terhadap orang lain yang selalu menghargai diri sendiri dan orang lain dari berbagai latar belakang berbeda dan diharapkan terciptanya masyarakat yang madani nantinya yakni masyarakat yang maju, perperadaban juga berkarakteristik seperti damai, tolong menolong, saling bertoleransi dan berakhlak mulia.[5]
Selain itu, multikurtural dapat bermakna sebagai penyumbang rasa cinta terhadap sesama dan sebagai alat untuk membina Negara yang aman dan sejahtera juga sebagai pengikat dan jembatan yang mengakomodasi perbedaan-perbedaan termasuk perbedaan kesukubangsaan.

C.    Implikasi Pendidikan Multikultural
Berikut implikasi dalam pendidikan multicultural:
1)      Implikasinya terhadap ide
Pengembangan Pendidikan Multikultural adalah pemasukan bahan ajar yang berisi ide dari berbagai kelompok budaya. Diperlukan adanya pendidikan yang leluasa untuk mengeksplorasi perspektif dan budaya orang lain. Dengan mengekplorasi itu akan diperoleh inspirasi sehingga membuat anak menjadi sensitif terhadap pluralitas cara hidup, cara yang berbeda dalam menganalisa pengalaman dan ide, dan cara melihat berbagai temuan sejarah yang ada di seluruh dunia.
Pendidikan  memang  mengajarkan  nilai-nilai budayanya sendiri namun selain itu juga perspektif dan budaya orang lain di wilayah lain di seluruh dunia. Hal ini dapat membuat siswa melek budaya” (cultural literacy) yang mampu melihat berbagai sudut pandang budaya yang pernah hidup di berbagai belahan dunia.
Perlu adanya pelembagaan dalam sistem pendidikan yang dilandasi prinsip persamaan, saling menghormati, penerimaan dan pemahaman, dan komitmen moral demi keadilan sosial. Pendidikan Multikultural selalu dilandasi prinsip  persamaan dan  keadilan sosial. Implikasinya, kurikulum perlu direformasi sehingga benar-benar mencerminkan penghormatan atas pluralitas budaya.
Ide dari pendidikan multikultural bisa diterapkan atau tidak tergantung pada usaha kita bersama. Pendidikan multikultural sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum sebagai mata pelajaran ekstrakurikuler atau menjadi bagian dari kurikulum sekolah khususnya daerah konflik atau daerah bekas konflik, dan semua daerah pada umumnya.
2)      Implikasinya sebagai Gerakan Reformasi Pendidikan
Pendidikan Multikultural juga dipandang sebagai suatu pendekatan belajar dan mengajar yang didasarkan pada nilai-nilai demokratis yang mengedepankan pluralism budaya. Nilai-nilai demokratis sejajar dengan nilai pluralism budaya karena atas dasar kesetaraan itu nilai-nilai budaya yang pluralistic itu bisa tumbuh berkembang secara wajar dan tanpa diskriminasi.
Bennett menyatakan bahwa Pendidikan Multikultural berkaitan dengan komitmen untuk menggapai kualitas pendidikan, mengembangkan kurikulum yang membangun   pemahaman   tentang   kelompok   etnis   dan   memerangi   praktek penindasan. Perlu ada komitmen bersama di antara pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada seluruh warga juga perlu dikembangkan kurikulum (baru) yang membangun pemahaman tentang kelompok etnis dan memerangi segala praktek penindasan.
3)      Implikasinya sebagai Proses
Bennet menyatakan bahwa pendidikan multicultural didasarkan pada nilai dan keyakinan demokratis, dan upaya mengembangkan pluralism budaya dalam masyarakat yang secara cultural berbeda. Bennet melihat   Pendidikan   Multikultural   itu   sebagai   gerakan   persamaan   di   dalam pendidikan juga merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan sudut pandang multikultural. Kita perlu mengubah sudut pandang dari satu sudut pandang kelompok dominan menjadi sudut pandang yang multikultural. Semua itu belum tercapai dan masih dalam proses untuk menjadi multikultural.
Kondisi multikultural belum tercapai dan hal itu membutuhkan komitmen bersama kita untuk memerangi prasangka dan diskriminasi. Pendidikan Multikultural merupakan seperangkat materi khusus yang digunakan untuk pembelajaran karna pendidikan Multikultural berarti mempelajari tentang budaya yang berbeda.
Dalam multikulturalisme menuntut masyarakat atau warga belajar untuk hidup penuh toleransi, saling pengertian antarbudaya dan antarbangsa dalam membina suatu Negara yang aman dan sejahtera. Dimana masyarakat atau warga belajar saling duduk bersama, saling menghargai, saling membantu dan tidak memandang sebelah mata terhadap warga belajar yang lainnya. Selain itu multikulturan juga memberi peranan dan sumbangan yang besar dalam pembelajaran dan sikap yang lebih baik.
Ada tiga dasar yang menjadi acuan untuk pendidikan multicultural yakni sebagai berikut:
-          Pengakuan terhadap identitas budaya lain. Terkandung didalamnya, suatu pengakuan terhadap kekuatan yang dimiliki, sehingga akan muncul sikap jujur untuk mengakui keunggulan yang dimiliki budaya tersebut.
-          Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam suatu masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat.
-          Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kelompok tertentu di dalam pendidikan dilihat juga  sebagai sumbangan yang besar untuk siswa dalam memelihara kerukunan bersama.[6]
Secara individu, sikap positif perlu dibina dalam mewujudkan makna dan implikasi dalam pendidikan multicultural seperti:
-          Sikap kritis, yakni sikap tidak menerima begitu saja sesuatu sebagai kebenaran melainkan berusaha terlebih dahulu untuk melakukan analisa untuk menemukan kemungkinan kesalahan. Seseorang yang kritis berusaha memilah-milah  sesuatu bermakna atau tidak. Dengan adanya sikap ini diharapkan seseorang dapat mengendalikan emosi, tidak mudah berpandangan negative terhadap orang lain dan budaya lain.
-          Toleransi, yakni sikap saling menghargai, membiarkan dan menghormati pandangan, kepercayaan, budaya, sikap dan kebiasaan orang lai yang berbeda dengan diri sendiri. Dengan toleransi, seseorang menghargai perbedaan dan melihatnya sebagai sesuatu yang indah. Contoh, seseorang teman yang beragama Kristen akan menghargai dan membiarkan temanya yang beragama islam melakukan sholat atau berpuasa tanpa harus merasa terganggu.
-          Empati, yakni sikap mental yang membuat seseorang merasa dan mengidentifikasikan diri dengan perasaan atau pikiran orang lain atau kelompok lain. Dengan sikap ini seseorang akan berpikir merasakan sesuatu dari sudut pandang orang atau kelompok lain.[7]
Selain itu, terdapat Asas-asas dalam Pendidikan Multikultural di Indonesia, yakni :
-          Asas wawasan Nasional/kebangsaan ( persatuan dalam perbedaan). Asas ini didasarkan pada konsep kenasionalan/kebangsaan.
-          Asas Bhineka Tunggal Ika (perbedaan dalam persatuan ). Konsep ini menekankan keragaman dalam budaya yang menyatudalam wilayah Negara kita.
-          Asas kesederajatan. Indonesia yang menghormati asas ini. Semua budaya dipandang sederajat, diakui dan dikembangkan dalam keseteraan.
-           Asas selaras, serasi dan seimbang. Semua budaya dikembangkan selaras dengan perkembangan masing-masing.
Didalam islam makna dan implikasi pendidikan Islam multikultural (PIM) mengakui budaya lokal dan menghormati budaya global. Artinya, pendidikan Islam multikultural mengakui adanya realitas budaya lokal sebagai sesuatu yang bisa mewarnai pendidikan Islam, PIM mencoba mensiasati problem-problem pendidikan atau kemanusiaan lain yang sulit untuk diselesaikan.
Contoh kasus pelaksanaan ujian nasional (UN). Ada ketegangan antara pemerintah, sebagai pembuat kebijakan UN dengan sebagian elemen masyarakat dalam melihat pelaksanaan UN. Pemerintah tetap mengharuskan UN sementara elemen masyarakat tersebut tetap menolak UN. PIM bisa mensiasati ketegangan ini dengan mengajukan rumusan pelaksanaan UN baru, yaitu UN tetap dilaksanakan tapi tidak menjadi salah satu penentu kelulusan.
PIM menjadikan globalisasi bukan sebagai musuh tapi sebagai penyeimbang bagi budaya lokal. Ini sejalan dengan konsep PIM sebagai jalan tengah. Artinya posisi, PIM itu tidak mesti menjadi salah satu pendukung globalisasi atau budaya lokal, tapi mengambil peran sebagai fasilitator bagi globalisasi dan budaya lokal.
PIM mendorong pluralisme bukan semata-mata sebagai pengakuan terhadap perbedaan dan kemajukan, namun dalam prakteknya menerima perbedaan tersebut secara legowo dan melakukan perubahan dalam cara bertindak. PIM membuka perbedaan seluas-luasnya dan memberikan pemahaman bagaimana seharusnya menghadapi perbedaan tersebut.[8]
BAB II
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pemaknaan Pendidikan Multikultural yang berbeda-beda berimplikasi terhadap pengembangan Pendidikan Multikultural. Pendidikan Multikultural sebagai ide berimplikasi pada penambahan bahan ajar. Ini merupakan langkah awal yang dapat diterapkan dalam pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia. Pendidikan Multikultural sebagai gerakan reformasi pendidikan berimplikasi pada pengubahan semua komponen kegiatan pendidikan, yang mencakup: nilai- nilai yang mendasari, aturan prosedural, kurikulum, bahan ajar, struktur organisasi dan pola kebijakan. Pendidikan Multikultural sebagai proses berimplikasi pada aksi yang terencana secara terus menerus dan membutuhkan investasi waktu jangka panjang.

B.     Saran

Demikianlah makalah ini penulis paparkan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna menyempurnakan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, amien.













DAFTAR PUSTAKA

Wiyono, Teguh. Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Praksis Pendidikan di Indonesia, http://www.pendidikan-diy.go.id/dinas_v4/?view=v_artikel&id=35 ( Sabtu, Februari 2017, 14.00).
Damanik, Frizt. (Harian Medan Pos, 22 Oktober 2007).
­­­­­__________, 2010, Seribu Pena Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Erlangga.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati, 2007, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Mahfud, Rois. 2010, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Eralngga.






[1] Teguh Wiyono, Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Praksis Pendidikan di Indonesia, http://www.pendidikan-diy.go.id/dinas_v4/?view=v_artikel&id=35 ( Sabtu, Februari 2017, 14.00).

[2] Fritz Damanik (Harian Medan Pos, 22 Oktober 2007).
[3] ­­­­­__________, 2010, Seribu Pena Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Erlangga, hal.125.
[4] Kun Maryati dan Juju Suryawati, 2007, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, hal. 130.
[5] Rois Mahfud, 2010, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Eralngga, hal. 160.
[6] Kun Maryati dan Juju Suryawati, loc.cit, hal. 135.
[7] Ibid, 137-138.

[8] Muhammad Ihsan, Makalah Pendidikan Multikultural, https://sociologypolitik.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pendidikan-multikultural.html, ( Sabtu, Februari 2017, 14.30).

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WIRAUSAHA : PELUANG USAHA

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan suatu tindakan demi memperoleh suat...