Kamis, 31 Januari 2019

MANAJEMEN LPI : KOMUNIKASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Suatu organisasi adalah wadah bagi beroperasinya manajemen karena disitulah aktivitas manajemen menjadi salah satu sub sistem dari sistem organisasi. Dalam organisasi komunikasi sangat berperan penting bagi kelancaran kegiatan dikarnakan komunikasi merupakan pembagian informasi diantara dua atau lebih orang-orang atau kelompok untuk mencapai pemahaman yang sama. Informasi/pesan yang diterima dan dipahami dengan baik, menjadikan komunikasi berjalan efektif. Selain komunikasi, pengambilan keputusan juga memiliki peran yang cukup penting. Dalam menentukan tindakan manajerial seorang manajer dituntut untuk berani mengambil keputusan baik atas pertimbangan individu dengan kewenangannya sebagai pimpinan, maupun keputusan dari hasil musyawarah dengan memperhatikan pemikiran, perasaan atau masukan dari anggota organisasi.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1)      Apa pengertian dari komunikasi dan pengambilan keputusan
2)      Apa saja prinsip-prinsip komunikasi dan pengambilan keputusan
3)      Bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan
C.    Tujuan
Adapun tujuannya sebagai berikut :
1)      Untuk mengetahui apa pengertian dari komunikasi dan pengambilan keputusan.
2)      Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip komunikasi dan pengambilan keputusan.
3)      Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi dan Pengambilan Keputusan
Komunikasi merupakan komponen yang sangat penting bagi seseorang dalam pergaulan sosial maupun dalam hubungan kerja. Dari komunikasi itu bisa diperoleh suasana yang akrab dan harmonis bahkan terkadang bisa mendamaikan dua pihak yang bertikai. Namun, bisa juga sebaliknya, terjadi pertentangan, benturan, atau permusuhan karena komunikasi yang salah. Kesalahan komunikasi bisa menyangkut isinya atau caranya. Misalnya, seseorang sedang berbicara dengan orang lain. Sebenarnya, dia tidak memiliki keinginan menyinggung perasaan lawan bicaranya, tetapi ternyata lawan bicaranya tersebut tersinggung lantaran cara berkomunikasi yang salah. Ada ungkapan dalam bahasa Arab yang patut direnungkan, “salamat al-insan fi hifdhi lisan” (keselamatan seseorang terletak dalam menjaga lisan).[1]
Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan diantara unit-unit organisasi atau lembaga dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas-tugas untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.[2] Menurut Riant Nugroho tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Menurut Kreitner and Kinicki, komunikasi diartikan pula sebagai, “the sharing of information between two or more individuals or groups to reach a common understanding”. Komunikasi merupakan pertukaran informasi antara dua atau lebih individu atau kelompok untuk mendapatkan pemahaman bersama.
 Komunikasi adalah “suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”.
Pengambilan keputusan merupakan langkah penting dalam leadership dan manajemen. Perencanaan, pertemuan (meeting) dan berbagai kegiatan lain tidak akan bermakna bila tidak ada pengambilan keputusan. Seorang pemimpin harus memahami situasi kapan suatu keputusan harus diambil secara cepat dan kapan harus mengambil keputusan secara cepat dan mendadak.[3]
Istilah “Pengambilan Keputusan” sesungguhnya adalah terjemahan dari bahasa Inggris decision maker, yang berasal dari kata decision dan maker keduanya berasal dari bahasa Inggris. Decision berarti keputusan dan maker adalah pembuat.[4] Menurut Atmosudirjdo, bahwa decision atau keputusan adalah suatu pengakhiran atau pemutusan dari pada suatu proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan choice pada salah satu alternatif yang tertentu.[5]
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil.[6] G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.[7]Menurut Husaini Usman, “Pengambilan keputusan adalah proses memilih sejumlah alternatif.” Sementara itu, Nawawi mengatakan, “ … Organisasi hanya akan berfungsi, jika para pemimpin memiliki kemampuan mengambil keputusan, dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota organisasi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya.”
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengambilan Keputusan (Decision Making) merupakan suatu proses pemikiran dari pemilihan alternatif. Selain itu, pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan.

B.     Prinsip – prinsip Komunikasi dan Pengambilan Keputusan
Ada delapan prinsip yang perlu dilakukan agar komukasi bisa dikerjakan dengan efektif, yaitu sebagai berikut :
1.      Berpikir dan berbicara dengan jelas
2.      Ada tujuan yang penting untuk disampaikan
3.      Ada tujuan yang jelas
4.      Penguasaan terhadap masalah
5.      Pemahaman proses komunikasi dan penerapannya dengan konsisten
6.      Mendapatkan empati dari komunikan
7.      Selalu menjaga kontak mata, yang tidak terlalu keraas atau lemah serta menghindari ucapan pengganggu
8.      Komunikasi harus direncanakan (apa pesan yang ingin dikomunikasikan, siapa komunikan yang dituju, buatlah scenario yang jelas, dan hendaknya mempersiapkan diri agar menguasai masalah).
Beberapa prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan yang perlu diperhatikan adalah:
1.      Harus dapat dibedakan dengan jelas antara pengambilan keputusan dengan pemecahan masalah,
2.      Pengambilan keputusan harus selalu dilihat dalam kaitannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai,
3.      Sebab pengambilan keputusan sering mengandung faktor menerka maka selalu diperlukan data penunjang dan analisa yang komprehensif dalam mengambil suatu keputusan,
4.      Pimpinan bukan saja dapat dan mau mengambil keputusan tetapi juga bertanggung jawab atas segala tindakan keputusan itu.[8]

C.    Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon sebagaimana dikutip Ety Rohaeti, langkah-langkah dalam pengambilan keputusan yang dapat dipakai dalam lembaga pendidikan sebagai berikut:
1.      Intelegensi, yaitu menyelidiki lingkungan bagi kondisi mengambil keputusan, data mentah diperoleh, diproses, dan diperiksa untuk pertunjukan yang dapat mengidentifikasi masalah
2.      Rancangan, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menanalisis kegiatan yang mungkin dilakukan. Hal ini mencakup proses memahami masalah, membangkitkan cara pemecahan, dan menguji pemecahan untuk mengetahui mungkin tidaknya dilaksanakan
3.      Pilihan, yaitu memilih suatu cara kegiatan khusus dari cara-cara yang telah diperoleh, suatu pilihan diambil dan dilaksanakan
4.      Implemnetasi, yaitu pelaksanaan tindakan setelah memperoleh pilihan atas berbagai alternatif kegiatan yang telah ditentukan.[9]
Menurut M. Gene Newport, langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, adalah:
1.      Penentuan Tujuan; pemimpin berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai dalam pengambilan keputusan. Tujuan tersebut menjadi tolok ukur dalam memilih alternatif pilihan.
2.      Pembatasan Masalah; sebelum membuat keputusan, harus ditegaskan secara akurat apa permasalahan pokok yang dihadapi. Kemampuan merumuskan masalah secara tepat merupakan faktor utama dalam menetapkan suatu keputusan.
3.      Menentukan Alternatif Pemecahan; apabila perumusan masalah pokok sudah terlaksana, maka dicari berbagai alternatif pemecahan masalah. Pimpinan sebaiknya berpikir dan mengidentifikasi berbagai kemungkinan pemecahan.
4.      Memilih Alternatif yang Terbaik; melalui pemilihan dari pertimbangan yang rasional, maka pimpinan menentukan pilihan dari berbagai kemungkinan. Pilihan itu harus ada alasan atau perhitungan yang rasional dan inilah yang menjadi inti pengambilan keputusan yaitu memilih alternatif.
5.      Implementasi; setelah diambil atau dipilih sebuah alternatif, maka selanjutnya adalah penerapan dari alternatif tersebut.
6.      Tindak Lanjut; monitoring adalah suatu proses belajar di mana pimpinan merefleksikan setelah tindakan yang telah dilaksanakan apakah terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.[10]

D.    Hubungan Komunikasi dengan Pengambilan Keputusan
Hubungan disini pada kinerja. Rivai dan Basri yang mengatakan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, serta kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama-sama. dapat disintesiskan bahwa kinerja merupakan  hasil perolehan kerja individu dalam menyelesaikan tugasnya.
Hubungan antara komunikasi dan pengambilan keputusan dengan kinerja ditemukan bahwa : terdapat hubungan positif antara komunikasi dan pengambilan keputusan dengan kinerja. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Mosley and Megginson yang menyatakan bahwa komunikasi dan pengambilan keputusan secara bersama-sama berhubungan dengan kinerja. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah sangat dianjurkan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Karena dengan kemampuannya dalam berkomunikasi akan sangat membantu dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah, terutama terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia. Terkait dengan pengambilan keputusan, agar tidak salah dalam mengambil keputusan, maka kepala sekolah perlu tegas dan bersikap hati-hati dalam memilah mana masukan yang membangun dan masukan yang melemahkan. Kesimpulan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Terdapat hubungan positif antara komunikasi dengan kinerja. Hal ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara komunikasi dengan kinerja tergolong positif, artinya semakin baik komunikasi makin baik pula kinerja kepala sekolah.
2.      Terdapat hubungan positif antara pengambilan keputusan dengan kinerja. Hal ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara pengambilan keputusan dengan kinerja tergolong positif, artinya semakin baik pengambilan keputusan makin baik pula kinerja kepala sekolah.
3.      Terdapat hubungan positif antara komunikasi dan pengambilan keputusan secara bersama-sama dengan kinerja. Hal ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara komunikasi dan pengambilan keputusan dengan kinerja tergolong positif, artinya semakin baik komunikasi dan pengambilan keputusan makin baik pula kinerja kepala sekolah.[11]






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Komunikasi adalah “suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”. Pengambilan Keputusan (Decision Making) merupakan suatu proses pemikiran dari pemilihan alternatif. Selain itu, pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan.
Prinsip yang perlu dilakukan agar komukasi bisa dikerjakan dengan efektif ada delapan dan Prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan yang perlu diperhatikan ada empat. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan yang dapat dipakai dalam lembaga pendidikan sebagai berikut: intelegensi, rancangan, pilihan dan implemnetasi. Menurut M. Gene Newport, langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, adalah: penentuan tujuan, pembatasan masalah, menentukan alternatif pemecahan, memilih alternatif yang terbaik, implementasi dan tindak lanjut.

B.     Saran
Semoga dengan selesainya tugas makalah ini dapat kita dapat mengambil ibrahnya, dan dapat mengetahui tentang komunikasi dan pengambilan keputusan, sehingga kita dapat menambah wawasan lebih luas terhadap Manajaemen Lembaga Pendidikan Islam.



DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Syahrizal, 2009, Manajemen Perguruan Tinggi Beberapa Catatan, edisi revisi, cet. 2, Jakarta : Kencana.
Atmosudirdjo, Prajudi, 1987, Pengambilan Keputusan, Jakarta: Balai Aksara.
Dagun, M. Save, 2006, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).
Echols, John M dan Hassan Shadily, 1990, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Qomar, Mujamil, 2007, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta : Erlangga.
Syafaruddin, 2005, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, cet.1, Jakarta: Ciputat Press.
__________ dan Anzizhan, 2008, Sitem Pengambilan Keputusan Pendidikan, Jakarta: PT. Grasindo.
Syamsi, Ibnu, 2000, Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi, Jakarta : Bumi Aksara.
Suhertian, Piet, 1994, Dimensi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Usaha Nasional.









Faktor – faktor tertentu yang mempengaruhi daya tarik komunikasi yaitu sebagai berikut :
1.      Pribadi komunikasi. Pada aspek pribadi ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan: pribadi harus dipandang sebagai kesatuan yang utuh, pribadi itu dinamis, setiap pribadi mempunyai nilai sendiri, setiap pribadi itu unik, dan pribaei itu sukar dinilai.
2.      Arti kata atau kalimat. Setiap orang mengartikan kata sesuai dengan pengalaman hidupnya. Maka dalam berkomunikasi, kata-kata kunci harus dijelaskan secara rinci dengan disertai contoh.
3.      Konsep diri. Ketetapan memahami konsep diri ini sangat membantu efektivitas komunikasi.
4.      Empati. Hal ini perlu diperoleh dari orang lain sehingga komunikasi bisa efektif karena ada kesamaan sudut pandang antara komunikator dengan komunikan.
5.      Umpan balik. Komunikator dalam berkomunikasi perlu mendapatkan umpan balik dari komunikan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan / perbedaan tafsir. [12]



[1] Mujamil Qomar, 2007, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta : Erlangga, h. 251
[2] Syafaruddin, 2005, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, cet.1, Jakarta: Ciputat Press, h.99.
[3]Syahrizal Abbas, 2009, Manajemen Perguruan Tinggi Beberapa Catatan, edisi revisi, cet. 2, Jakarta : Kencana, h. 51.
[4] John M. Echols dan Hassan Shadily, 1990, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h. 168.
[5] Prajudi Atmosudirdjo, 1987, Pengambilan Keputusan, Jakarta: Balai Aksara, h. 67.
[6] M. Save Dagun, 2006, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta : Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), h. 185.
[7] Ibnu Syamsi, 2000, Pengambilan keputusan dan Sistem Informasi, Jakarta : Bumi Aksara, h. 5.
[8] Piet Suhertian, 1994, Dimensi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Usaha Nasional, h. 277.
[9] Syafaruddin dan Anzizhan, 2008, Sitem Pengambilan Keputusan Pendidikan, Jakarta: PT. Grasindo, h. 55.

[10] Piet Suhertian, op.cit, h. 278.

[11] Resmin Sihotang, Jurnal Manajemen Pendidikan : Hubungan Antara Komunikasi Dan Pengambilan Keputusan Dengan Kinerja Kepala Sekolah.

[12] Mujamil Qomar, op.cit, h. 255.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WIRAUSAHA : PELUANG USAHA

BAB I PENDAHULUAN A.            Latar Belakang Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan suatu tindakan demi memperoleh suat...